Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Stres Dapat Memicu Naiknya Asam Lambung, Begini Penjelasannya

Editor:  Fadli Tara
Reporter: Elvrida Lady Angel Purba
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!

Nusantaraterkini.co, Medan – Stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga bisa memengaruhi kesehatan fisik, termasuk masalah asam lambung. Dalam wawancara pada Sabtu (5/10/24), psikolog klinis Ibu Irna Minauli menjelaskan hubungan antara stres dan meningkatnya kasus asam lambung, terutama di kalangan orang-orang dengan tekanan hidup yang tinggi.

Menurut Ibu Irna, stres yang berkelanjutan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah gangguan pada lambung. 

“Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang berfungsi sebagai respons tubuh terhadap ancaman. Namun, ketika hormon ini diproduksi secara berlebihan dalam jangka waktu lama, sistem pencernaan bisa terganggu. Salah satu dampaknya adalah meningkatnya produksi asam lambung,” ungkapnya.

Kondisi ini dapat memicu gejala seperti mulas, perut kembung, hingga gastroesophageal reflux disease (GERD). 

"Stres dapat memperburuk kondisi asam lambung yang sudah ada, atau bahkan menjadi penyebab utama pada orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki masalah lambung," tambahnya.

Ibu Irna juga menjelaskan bahwa emosi dan pikiran seseorang sangat memengaruhi fungsi tubuh secara keseluruhan. 

“Otak dan perut memiliki hubungan yang sangat erat melalui _gut-brain axis_. Ketika seseorang merasa cemas atau tertekan, sinyal dari otak dapat memengaruhi otot-otot di lambung dan usus, menyebabkan produksi asam lambung berlebih atau memperlambat proses pencernaan.”

Selain itu, pola makan yang tidak teratur akibat stres, seperti melewatkan makan atau makan dalam jumlah berlebihan, juga dapat memperburuk kondisi lambung. 

"Banyak orang yang ketika stres cenderung mengabaikan pola makan sehat, yang bisa memperparah asam lambung," jelasnya.

Untuk mencegah dampak negatif stres terhadap kesehatan lambung, Ibu Irna menyarankan beberapa langkah penting.

 “Mengelola stres dengan baik adalah kunci utama. Teknik relaksasi seperti meditasi, olahraga, atau sekadar istirahat yang cukup bisa membantu menurunkan stres. Selain itu, penting untuk menjaga pola makan yang teratur dan sehat,” sarannya.

Ia juga menambahkan pentingnya dukungan dari keluarga dan lingkungan dalam membantu mengurangi tingkat stres seseorang.

 "Lingkungan yang suportif dapat membuat seseorang lebih mudah melewati masa-masa sulit dan mencegah stres berkepanjangan yang bisa berdampak pada kesehatan fisik."

Dengan memahami dampak stres terhadap tubuh, khususnya pada sistem pencernaan, diharapkan masyarakat lebih peduli dalam menjaga keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik. 

(Cw9/Nusantaraterkini.co)