Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Shohibul Anshor Siregar: Sindiran Bobby Nasution Sinyal Awal Persaingan Keras dengan Edy Rahmayadi

Editor:  Feriansyah Nasution
Reporter: Junaidin Zai
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar saat diwawancarai Nusantaraterkini.co, Jumat (27/9/2024). (Foto: Junaidin Zai/Nusantaraterkini.co).

Nusantaraterkini.co, MEDAN - Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar mengatakan Bobby Nasution telah memberikan sinyal persaingan yang menegangkan.

Hal demikian disampaikan Shohibul sebagai respon terkait sindiran Bobby Nasution soal pembangunan infrastruktur di Sumut, yang dinilai Bobby tidak merata.

"Berdasarkan interaksi mereka, itu merupakan sinyal persaingan keras. Dan kita tahu yang memulai itu bukan Edy," ucapnya kepada Nusantaraterkini.co, Jumat (27/9/2024).

Saat yang bersamaan, Shohibul mengatakan bahwa meskipun momentum pencabutan nomor kontestan itu bukan alokasi khusus untuk waktu debat paslon.

"Tentu saja tidak ada ketentuan tegas bahwa pemanfaatan waktu seperti itu untuk kampanye atau menyerang lawan sebagai sesuatu yang terlarang. Jika itu terlarang tentu Bawaslu yang hadir di arena akan bersikap tegas," tuturnya.

Selanjutnya, Shohibul menjelaskan bahwa respons Edy Rahmayadi terhadap pernyataan Bobby Nasution lebih tenang dan terukur. Menurutnya, Edy tidak ingin memperpanjang polemik tersebut di ruang yang menurutnya tidak sesuai.

"Edy memilih untuk tidak meladeni secara langsung, apalagi di forum yang menurutnya tidak tepat. Dia lebih fokus pada substansi, bukan emosi," tambahnya.

Shohibul juga menekankan bahwa pernyataan Bobby Nasution bisa dianggap sebagai bagian dari strategi politik untuk mencuri perhatian publik, terutama mengingat waktu pelaksanaan pemungutan suara yang semakin dekat.

"Ini adalah bagian dari dinamika politik kontestasi. Setiap tokoh punya strategi masing-masing untuk membangun narasi dan mempengaruhi opini publik," jelasnya.

Shohibul mengingatkan, meski sinyal-sinyal "persaingan keras" politik mulai tampak, penting bagi semua pihak untuk menjaga etika dan fokus pada substansi demi pendidikan politik bagi masyarakat dan integritas pilkada.

"Jangan sampai retorika panas ini merugikan rakyat Sumatera Utara, yang seharusnya menjadi prioritas utama," tutupnya.

(cw7/nusantaraterkini.co)