NUSANTARATERKINI.CO - Polisi masih memburu dua pelaku lagi, yang melakukan penganiayaan terhadap anggota Panwascam Medan Baru, bernama Annur Raja Napator Siregar.
Menurut Kapolrestabes Medan, Kombes pol Teddy Jhon Sahala Marbun, ada empat orang pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap korban.
Dimana dua diantaranya bernama, Christian Hadi Candra Halawa (33) dan Kshatriya Fernando Sitepu (30), sudah diamankan.
"Hasil pengembangan dari dua orang yang sudah diamankan, masih ada dua tersangka lain," kata Teddy, Selasa (16/1/2024).
Katanya, untuk dua pelaku lainnya petugas telah mengantongi identitasnya dan akan segera ditangkap.
"Untuk dua tersangka lain sudah dapat identitasnya, mohon waktu mudah-mudahan secepatnya kita tangkap," sebutnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa para pelaku ini merupakan simpatisan salah seorang Caleg DPD RI tahun 2024.
"Mereka ini tidak ada yang menyuruh (melakukan penganiayaan), mungkin simpatisan caleg ini tidak terima ada yang meliputi kegiatan lompa karaoke yang diselenggarakan oleh caleg BS (Badikenita Sitepu), korban juga tidak memakai seragam selayaknya anggota Panwaslu," ucapnya.
Sebelumnya, Annur Raja Napator Siregar, anggota panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) di Kota Medan, menjadi korban pengeroyokan saat sedang bertugas.
Pengeroyokan itu diduga dilakukan oleh anggota dari salah satu calon DPD RI 2024.
Menurut Raja, peristiwa penganiayaan yang terjadi pada dirinya terjadi di Jalan Jamin Ginting, Kecamatan Medan Baru, pada Sabtu (13/1/2024) kemarin.
Saat itu, dirinya mendapatkan informasi adanya kegiatan di salah satu tempat yang dipasangi spanduk salah satu calon anggota DPD RI, Badikenita Sitepu.
Lalu, setelah mendapatkan informasi tersebut dirinya pun melakukan pengecekkan guna mengkonfirmasi soal kegiatan tersebut.
"Saya datangi, saya bilang pak izin saya dari Panwascam mau konfirmasi saja kegiatan ini. Mereka jawab, oh di sini tidak ada acara apa-apa," kata Raja saat ditemui di RS Bhayangkara Medan, Minggu (14/1/2024).
Raja menyampaikan, setelah itu dirinya pun melakukan dokumentasi dengan cara memoto kegiatan tersebut dengan menggunakan handphone, untuk laporannya.
"Mereka tidak terima ngapain dokumentasi hapus itu (kata salah satu pelaku). Pada saat itu saya bilang saya pengawas," sebutnya.
Katanya, saat itu handphone yang berada ditangannya pun di rampas dan beberapa orang datang langsung memitingnya dari belakang.
"Handphone saya diambil sampai sekarang, saya dipiting beberapa orang dan dipukul dari belakang," ucapnya.
Lebih lanjut, Raja menjelaskan saat itu dirinya didatangi oleh Badikenita Sitepu dan menanyakan perihal ia berada di sana.
"Tiba-tiba ibu Badikenita datang, katanya dia penanggung jawab di situ. Lalu saya bilang, kalau saya pengawas, lalu ibu (Badikenita) pergi," ujarnya.
Katanya, setelah dijelaskannya bahwa ia merupakan anggota Panwascam dan sedang melakukan pengawasan, Badikenita Sitepu pun pergi meninggalkannya.
"Nggak tahu tiba-tiba ibu Badikenita itu pergi, kalau datang timnyam miting saya lagi," tuturnya.
Raja menyampaikan, tidak hanya di situ para pelaku yang berjumlah kurang lebih tujuh orang itu pun langsung menghajarnya hingga babak belur.
"Saya dibawa pergi menjauh, lalu ditunjang, di pukul, sampai jatuh ke tanah, dipijak-pijak juga," katanya.
Akibat penganiayaan itu, ia pun mengalami sejumlah luka di beberapa bagian tubuhnya dan mendapatkan perawatan di rumah sakit Bhayangkara Medan.
Atas kejadian ini, Raja pun telah melaporkan kasus tersebut ke Polsek Medan Baru dan berharap pelaku segera ditangkap.
(*/nusantaraterkini.co)
Sumber Tribun Medan