Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Pesawat Haji Mendarat Darurat di Kualanamu karena Ancaman Bom, Imigrasi Medan Bekerja Tanpa Cela

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Imigrasi Medan menerjunkan Tim saat adanya ancaman bom terhadap pesawat Saudi Airlines yang mendarat darurat di Bandara Kualanamu. (Foto: dok Imigrasi Medan)

Nusantaraterkini.co, MEDAN - Suasana Bandara Internasional Kualanamu, Medan, mendadak berubah siaga setelah pesawat Saudi Airlines dengan nomor penerbangan SV5276 mendarat darurat akibat ancaman bom.

Pesawat yang mengangkut 442 jemaah haji dari Jeddah menuju Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, terpaksa mengalihkan rute dan mendarat di Medan pada pukul 10.44 WIB.

Penerbangan SV5276 yang dioperasikan dengan pesawat Boeing 777-300ER sebelumnya mengudara secara normal dari Jeddah. Namun pada pukul 07.30 WIB, pihak maskapai menerima email berisi ancaman bom.

BACA JUGA: Pasca-Ancaman Bom, Polda Sumut Kawal Ketat Pemberangkatan Kembali 442 Jemaah Haji dari Bandara Kualanamu

Menanggapi ini, pilot segera mengirim sinyal darurat dengan kode transponder “7700” dan menghubungi otoritas penerbangan untuk dialihkan ke bandara terdekat.

Bandara Kualanamu dipilih karena fasilitasnya yang lengkap dan kesiapan protokol penanganan darurat.

Setibanya di darat, pesawat langsung diarahkan ke apron khusus dan seluruh penumpang dievakuasi dengan prosedur standar keamanan tinggi.

Meski insiden ini berkaitan dengan isu keamanan penerbangan, unsur keimigrasian memiliki peran penting dalam mendukung penanganan darurat.

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan segera menerjunkan tim untuk menurunkan penumpang dan awak alat angkut menuju area steril yaitu Gate 01 dan Gate 02 Area Keberangkatan Internasional Bandara Kualanamu yang terpisah dari penumpang lainnya.

“Kami kerahkan petugas sejak pesawat dinyatakan mendarat. Fokus utama kami adalah memastikan identitas setiap jemaah, mengecek dokumen, dan mengawasi turunnya penumpang sampai dengan clearance dilaksanakan terhadap seluruh penumpang dan awak kabin," jelas Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan, Uray Avian.

"Clearance dilaksanakan terhadap 442 orang penumpang haji regular embarkasi Depok dengan rincian 207 laki-laki dan 235 perempuan serta membawa kru sebanyak 18 orang yang terdiri dari 6 orang kru Warga Saudi Arabia, 1 orang kru Warga Negara India, dan 11 orang kru Warga Negara Indonesia,” sambungnya.

Respons cepat ditunjukkan juga oleh InJourney Airports selaku pengelola Bandara Kualanamu. Emergency Operation Center (EOC) langsung diaktifkan dan aparat gabungan seperti TNI AU, Polri dan Unit Penjinak Bom (Gegana) turut dilibatkan.

Setelah dilakukan penyisiran menyeluruh oleh tim keamanan, tidak ditemukan benda mencurigakan dalam pesawat. Setelah dinyatakan aman, bandara pun kembali beroperasi normal beberapa jam setelah insiden.

Insiden ini menjadi pengingat kuat bahwa pengamanan penerbangan tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan lintas sektor, termasuk keimigrasian.

BACA JUGA: Ancaman Bom Pesawat Saudi Airlines, Kapolda Sumut: Tak Ditemukan Benda Mencurigakan, Pendalaman Terus Dilakukan

Prosedur keimigrasian tidak sekadar bersifat administratif, tetapi juga merupakan bagian integral dari sistem keamanan nasional. Dan seluruh penumpang telah ditempatkan di beberapa penginapan yang telah dipilih.

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan menunjukkan kesiagaan dalam merespons situasi luar biasa ini. Dengan pendekatan kolaboratif dan koordinatif, peristiwa darurat tersebut dapat ditangani tanpa menimbulkan kepanikan dan gangguan berkepanjangan terhadap pelayanan bandara maupun jemaah haji.

Kesiagaan dan ketanggapan Kantor Imigrasi Medan dalam merespons insiden ini sejalan dengan 13 Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya Akselerasi Layanan Digital Keimigrasian integrasi sistem pelaporan dan screening penumpang berbasis data real-time.

Akselerasi Sinergi Keamanan Nasional kolaborasi aktif antara imigrasi, TNI, Polri, dan otoritas bandara. Dan Akselerasi Respons Kedaruratan ketanggapan cepat menghadapi situasi insidentil dan potensi ancaman lintas batas.

Akselerasi ini mencerminkan semangat reformasi birokrasi yang menekankan pelayanan cepat, adaptif, dan tanggap risiko, sebagaimana menjadi mandat Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam memperkuat fungsi keimigrasian sebagai garda depan keamanan negara.

Kejadian pendaratan darurat Saudi Airlines SV5276 menjadi uji nyata terhadap kesiapan operasional Bandara Kualanamu dan instansi terkait, termasuk keimigrasian.

Sinergi antara otoritas penerbangan, keamanan, dan imigrasi berhasil memastikan keselamatan seluruh penumpang, sekaligus menjaga wibawa negara dalam menghadapi ancaman yang bersifat lintas negara.

Dengan makin tingginya lalu lintas penerbangan internasional melalui Medan, penguatan kolaborasi antarinstansi perlu terus dikembangkan. Karena pada akhirnya, keselamatan dan keamanan perjalanan udara tidak bisa hanya bergantung pada satu sektor semata.

(zie/Nusantaraterkini.co)