Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Permintaan Maaf Jokowi Bentuk Pertanggungjawaban Moral Pemimpin ke Masyarakat Indonesia

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Luki Setiawan
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Presiden Jokowi (Foto: istimewa)

Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Menjelang masa jabatannya berakhir dalam kurun waktu beberapa bulan, Presiden Jokowi meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Jokowi menyadari bahwa dia dan Wapres Ma'ruf Amin tidak dapat memenuhi harapan semua pihak.

Waketum Partai NasDem Ahmad Ali (Mad Ali) mengatakan, permintaan maaf Presiden Jokowi kepada masyarakat Indonesia di sisa akhir masa jabatannya adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban moral seorang pemimpin.

"Ya saya pikir yang disampaikan Pak Jokowi itu adalah sebagai pertanggungjawaban moral sebagai seorang pemimpin bahwa kita tahu, dalam proses politik maupun dalam berbangsa, selama ini banyak sekali orang, sekelompok, yang kemudian menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Dan sekian banyak aspirasi itu, pasti tidak semua akan terpuaskan," katanya, Sabtu (3/8/2024).

Pada hakikatnya, Ali mengatakan, seorang manusia tak ada yang sempurna dalam menjalankan tugas. Ali menyebut Presiden Jokowi juga merupakan manusia biasa.

"Hakikatnya, sebagai manusia jauh dari kesempurnaan. Tentunya permintaan maaf itu harus kita terjemahkan bahwa Pak Jokowi sebagai manusia biasa menyadari semua itu bahwa, 10 tahun dia menjabat, dia belum bisa memenuhi semua harapan orang," ungkapnya.

Ia mengatakan permintaan maaf itu bagian dari kebesaran hati seorang pemimpin. Ali menilai Jokowi mengesampingkan arogansinya untuk menyampaikan hal itu.

"Bagi saya, itu adalah satu bentuk kebesaran jiwa bagi seorang pemimpin. Jadi mengesampingkan, menghilangkan, arogansi. Jadi kesadaran bahwa tidak sempurna, kesadaran bahwa masih banyak hal yang perlu diselesaikan, itu adalah bentuk kerendahan hati. Artinya, menurut saya, itu hal yang positif dan kita tidak perlu membawa ini dalam konteks politik ya," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Ketum PSI Kaesang Pangarep bilang, itu adalah hal manusiawi, mengingat sebentar lagi Jokowi akan memasuki masa pensiun. Sebab, kata Kaesang, Jokowi sebagai Presiden tentu tidak luput dari kesalahan.

"Sebagai Presiden beliau pasti tidak sempurna dan tidak ada mahluk di dunia ini sempurna pasti ada buat salah. Jadi saya itu hal yang manusiawi untuk meminta maaf kepada masyarakat Indonesia," tegasnya.

Sementara itu, Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menganalisa sikap permintaan maaf Jokowi kepada masyarakat Indonesia saat menggelar zikir bersama hanya sekadar formalitas semata.

Dedi mengkritisi Jokowi baru meminta maaf setelah 10 tahun memimpin Indonesia. Banyak persoalan yang salah satunya isu penambahan masa jabatan Presiden membuat Jokowi jadi sorotan

“Jokowi memerlukan 10 tahun untuk meminta maaf? dan itu dalam situasi terdesak karena mungkin gagal wacanakan penambahan periode atau perpanjangan masa jabatan,” kata Dedi.

Maka itu, ia berpandangan permintaan maaf Jokowi jelang akhir masa jabatannya itu hanya sekadar formalitas belaka. Mengingat, banyak hal yang telah dilakukan Jokowi dan sebagian besar, menurut Dedi, justru membebani masyarakat.

“Permintaan maaf itu tentu formalitas. Paling terlihat misalnya bagaimana penyediaan lapangan kerja nasional. Bahkan munculnya berbagai regulasi yang seolah tidak melalui proses legislasi yang benar,” sebutnya.  

Selain itu, dia juga menyinggung Jokowi juga gagal dalam mengatur keuangan negara sehingga malah meningkatkan tarif pajak yang membebani rakyat itu sendiri.

Terlebih, belakangan, Jokowi dianggap "berkontribusi” mengubah konstitusi yang menguntungkan keluarganya di dunia politik.

“Jelas, situasi ini tidak cukup hanya dengan permintaan maaf secara lisan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Jokowi tiba-tiba menyampaikan permintaan maaf saat acara Zikir dan Doa Kebangsaan jelang HUT ke-79 RI di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis, malam, 1 Agustus 2024.

Jokowi menuturkan di hari pertama bulan kemerdekaan, ia minta izin memohon maaf atas segala salah dan khilaf. "Dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Kiai Haji Ma'ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini. Khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia," kata Jokowi.

(cw1/nusantaraterkini.co)