Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Pemuda Pemudi di Siantar Juga Resah Keberadaan Odong-odong, Ungkap Prihatin Kenekatan Sopir Ajak Jurnalis Baku Hantam

Editor:  Feriansyah Nasution
Reporter: Ridho Harahap
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Kolase foto Ketua SAC (Sahabat All Comunity), Johanes A.F. Silaen SH dan Odong-odong di Kota Pematangsiantar. (Foto: Ridho Harahap/Nusantaraterkini.co)

Nusantaraterkini.co, SIANTAR - Viralnya Sopir Odong-odong yang mengajak jurnalis baku hantam di Kota Pematangsiantar karena tak terima aktivitasnya divideokan mengundang keprihatinan dari kalangan pemuda. 

Ketua Sahabat All Comunity (SAC), Johanes A.F. Silaen SH, turut menyesalkan sikap Sopir Odong-odong tersebut. Ia juga sempat menanyakan kabar sang jurnalis via telepon.

Baca Juga: Sopir Odong-odong di Siantar tak Terima Diliput hingga Ajak Jurnalis Baku Hantam

Johanes yang juga merupakan warga Siantar, menegaskan dukungannya kepada awak media yang mengangkat fenomena Odong-odong di wilayah Pematangsiantar, yang kerap menimbulkan kebisingan, ugal-ugalan dan juga menjadi penyebab kemacetan. 

"Aku juga kurang setuju keberadaan Odong-odong itu, jenis kendaraan dan izinnya itu bagaimana nggak paham kita. Dan juga setiap kali aku ke luar jalan menuju pusat Kota Siantar lalap odong-odong buat macet, sopirnya ugal-ugalan, dan saat kita tegur Sopir Odong-odong ini ngajak ribut, terkadang mau orang itu ngejek kayak nantang gitu, seolah macam jagoan kali," ucap Johanes kepada wartawan via telepon, Senin (17/2/2025). 

Johanes pun berharap instansi pemerintahan terkait segera mengambil langkah tegas terkait keberadaan Odong-odong di Kota Siantar. 

Baca Juga: Sopir Odong-odong bak Jagoan hingga Dentuman Musik Meresahkan Warga dan Pengguna Jalan

Apalagi, sambung Johanes, Sopir Odong-odong sudah berani menantang jurnalis yang sedang meliput aktivitas mereka. 

"Ini kan terkesan seperti kebal hukum. Seharusnya Odong-odong ini ditentukan tempat melintasnya, sehingga tidak menyebabkan kemacetan dan tidak membahayakan di jalan raya atau di jalan protokol. Belum lagi musik disc jockey dengan suara kuat seolah-olah tempat hiburan malam berjalan. Apalagi penumpangnya adalah anak-anak. Harusnya musiknya musik anak-anak bukan musik DJ. Dan saat-saat tertentu mengganggu orang yang beribadah ketika mereka melintas di depan rumah ibadah. Intinya pemuda pemudi di Siantar juga resah. Jadi kita minta kepada dinas-dinas terkait segera lah menertibkan atau bubarkan saja Odong-odong ini," pungkasnya. 

(rdo/nusantarterkini.co)

Advertising

Iklan