Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

IHSG Menguat 0,65% Bertengger di Level 7.678,28 di Perdagangan Rabu (10/9/2025)

Editor:  Wiwin
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Pada perdagangan Rabu (10/9/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound pada perdagangan pagi ini setelah merosot tajam dua hari berturut-turut.

Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada perdagangan Rabu (10/9/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound pada perdagangan pagi ini setelah merosot tajam dua hari berturut-turut.

Baca Juga : IHSG Ditutup Melemah 0,23% ke Level 7.867,34

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG menguat0,65% ke level 7.678,28.

Kenaikan IHSG ditopang menguatnya mayoritas indeks sektoral seperti sektor perindustrian, energi, keuangan, infrastruktur, barang konsumer non primer, kesehatan, transportasi serta properti dan real estate.

Baca Juga : IHSG Sibuka Menguat 0,08% ke Level 7.891,95 di Awal Perdagangan Kamis (4/9/2025)

Volume perdagangan saham di BEI pada pagi ini mencapai 1,02 miliar dengan nilai transaksi Rp 788,99 miliar. Ada 264 saham yang menguat, 146 saham yang melemah dan 196 saham yang stagnan.

Baca Juga : Analis Pasar: IHSG Masih Berpeluang Didongkrak Data Tenaga kerja AS

Top gainers di LQ45 adalah:
1. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 5,12% ke Rp 2.260 per saham
2. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) 2,42% ke Rp 2.540 per saham
3. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 1,99% ke Rp 7.675 per saham

Top losers di LQ45 adalah:
1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 3,28% ke Rp 3.540 per saham
2. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) 2,22% ke Rp 2.640 per saham
3. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) 1,06% ke Rp 935 per saham

Analis Pasar: IHSG Berpeluang Menguat dalam Jangka Pendek

Pada akhir perdagangan kemarin Selasa (9/9/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi rebound pada Rabu (10/9/2025) usai tertekan dalam dua hari berturut-turut. Sekedar mengingatkan, IHSG ditutup melemah 1,78% ke level 7.628 di pasar spot. 

Menanggapi hal tersebut, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, pasar masih mencerna keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk merombak jajaran kabinetnya, termasuk posisi menteri keuangan. Kini, tempat yang semula diduduki Sri Mulyani Indrawati (SMI) itu telah digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.

“Emiten-emiten perbankan big caps sebagai mover IHSG juga bergerak terkoreksi sejak kemarin,” jelas Herditya.

Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan menjelaskan, investor selama ini melihat sosok SMI identik dengan kredibilitas fiskal dan disiplin anggaran. Jadi, wajar bila investor meresponsnya dengan sikap wait and see. 

“Tapi Purbaya juga punya reputasi akademis dan pengalaman birokrasi, sehingga kalau ia bisa memberikan sinyal konsistensi kebijakan fiskal dan menjaga defisit tetap terkontrol, kepercayaan pasar bisa cepat pulih,” jelas Felix.

Dus, dalam jangka pendek, Felix tak menampik akan terjadi volatilitas IHSG. Tapi ke depan, arah pasar menurutnya masih akan ditentukan oleh kepastian kebijakan sang menteri keuangan baru.

Sementara itu, Herditya memprediksi, IHSG berpeluang menguat dalam jangka pendek dengan support 7.605 dan resistance 7.699 pada Rabu (10/9/2025).

Selain pengaruh reshuffle kabinet, investor juga akan mencermati indeks keyakinan konsumen bulan Agustus 2025 yang diperkirakan naik pada level 119,3 dari bulan sebelumnya di level 118,1.

Maka, Herditya merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dengan support Rp 1.270 dan resistance Rp 1.330, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) Rp 1.175 dan Rp 1.250, dan saham PT Humpuss Maritim International Tbk (HUMI) Rp 157 dan Rp 168 per saham.

NCKL Chart by TradingView

Adapun untuk jangka panjang, sektor yang menarik dicermati menurut Felix tetap pada tiga area utama seperti perbankan besar karena fundamentalnya kuat dan akan tetap jadi tulang punggung pembiayaan. 

Lalu, komoditas logam emas dan energi, seiring tren transisi energi dan kebutuhan global, dan sektor konsumsi yang akan terus ditopang daya beli domestik. 

“Intinya, investor sebaiknya tetap fokus ke fundamental dan momentum earnings daripada terlalu khawatir pada noise politik jangka pendek,” saran Felix.

Advertising

Iklan