Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

KPU Ungkap Penyebab Data NIK Janggal di DPT Online, Pemilih Fiktif?

Editor:  Annisa
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU RI, Betty Epsilon Idroos

Nusantaraterkini.co - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengungkapkan dugaan data NIK yang janggal dalam website cekdptonline.kpu.go.id. di media sosial X. Pihak KPU mengatakan penyebab data NIK janggal itu akibat salah input data.

Dilansir dari detikcom, Kamis, (15/2/2024), tampak beberapa angka asal yang diurutkan dalam sebuah gambar, seperti 2222***** dan 5555***** yang tercatat sebagai pemilih di Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Juga, ada pula angka 123456***** yang terdaftar sebagai pemilih di KBRI Brussels, Belgia.

Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU RI, Betty Epsilon Idroos, menjamin bahwa pemilih yang terdaftar dengan NIK janggal tersebut bukan pemilih fiktif. Ia mengatakan pihaknya tengah menelusuri hal tersebut untuk data yang tercatat di dalam negeri. Betty menyatakan pihaknya akan memberikan informasi lebih lanjut terkait hal ini.

"Untuk dalam negeri, KPU sedang kroscek," kata Betty.

Setelah dilakukan pengecekan, KPU memastikan bahwa pemilih yang terdaftar dengan NIK janggal itu bukan pemilih fiktif. Diketahui, data NIK janggal itu terjadi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

"Ada satu TPS yang memuat angka jamak atau angka kembar, dan semuanya langsung kami tindaklanjuti untuk ngecek ke Kutai Kertanegara di TPS itu," ujar Betty di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, (14/2/2024).

"Dan ketika kita koordinasikan, saya langsung ngecek ke Kalimantan Timur apa yang terjadi, ternyata mereka menginput salah dan sudah diperbaiki. Jadi semuanya dapat ditangani dengan baik, untuk NIK-NIK yang jamak ditemukan oleh masyarakat," lanjut Betty.

Betty memastikan pemilih dengan NIK janggal itu benar-benar ada. Betty mengaku peristiwa tersebut akan menjadi pelajaran bagi pihaknya.

"Orangnya ada, NKK-nya juga ada. Bisa dikroscek di lapangan karena saya sudah dapatkan datanya secara lengkap," jelas dia.

Selain itu, Betty juga mengatakan untuk kasus di luar negeri, basis data menggunakan paspor. Sebab itu, menurutnya, para pemilih sengaja memasukkan angka berurutan agar data NIK tidak kosong.

"Basis datanya adalah paspor. Jadi orang luar negeri biar kolom NIK-nya nggak kosong, dia tulis aja 000, 111, atau 12345," tuturnya.

"Kalau luar negeri itu basisnya nomor paspor," imbuh dia.

(Ann/Nusantaraterkini.co)