Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

IHSG Naik 0,55% Berada di Level 7.910,63 di Perdagangan Awal Senin 8 September 2025

Editor:  Wiwin
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG naik 0,55% atau bertambah 43,28 poin ke level 7.910,63 pada pukul 09.20 WIB. 

Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada perdagangan awal Senin 8 September 2025 pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di pasar spot.

Baca Juga : Analisis Pasar: IHSG Kemungkinan Hanya Berada di Kisaran 7.500

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) via RTI, IHSG naik 0,55% atau bertambah 43,28 poin ke level 7.910,63 pada pukul 09.20 WIB. 

Volume perdagangan IHSG di awal perdagangan mencapai 1,48 miliar dengan nilai transaksi tembus Rp 1,08 triliun. 

Baca Juga : Analis Pasar: IHSG Masih akan Tertekan Lantaran Investor Cenderung Wait and See

Adapun 286 saham menguat, 146 saham melemah dan 217 saham lainnya stagnan.

Seluruh sektor tampak menguat dipimpin skctor infrastruktur, transportasi, energi, properti dan real esatate.

Baca Juga : IHSG Terkoreksi 217,055 Poin Terduduk di Level 7.613.438 di Awal Perdagangan (1/9/2025)

Top gainers di LQ45 adalah:

1. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) 3,33% ke Rp 620 per saham
2. PT ANeka Tambang Tbk (ANTM) 2,36% ke Rp 3.470 per saham
3. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) 2,54% ke Rp 3.230 per saham

Top losers di LQ45 adalah:

1. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) 1,86% ke Rp 316 per saham
2. PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) 1,61% ke Rp 610 per saham
3. PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) 1,14% ke Rp 1.740 per saham

Analis Mata Uang Doo Financial Futures: Rupiah Diperkirakan Bergerak dalam Kisaran Rp16.350 Hingga Rp16.450 Per Dolar AS

Pada Kamis (4/9/2025), IHSG ditutup melemah 0,23% ke level 7.867,35. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih rawan tertekan pada awal pekan ini. 

Tekanan tersebut turut dipicu oleh aksi jual investor asing. Tercatat, net foreign sell di seluruh pasar mencapai Rp 305 miliar pada Kamis lalu, dengan total penjualan asing selama sepekan menembus Rp 5,3 triliun.

Analis sekaligus VP Marketing, Strategy, & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, memproyeksikan pergerakan IHSG pada Senin (8/9) akan cenderung mixed dengan tekanan. Indikator teknikal, seperti MACD yang melemah serta RSI yang menurun, memperkuat sinyal tersebut.

Menurut Audi, sentimen pasar esok hari akan dipengaruhi rilis data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) yang diperkirakan masih berada di level optimis, serta penjualan ritel Juli 2025 yang diprediksi tumbuh 1,5% secara tahunan. 

“Kami melihat hal itu akan cenderung direspons moderat oleh pasar,” ujarnya.

Selain itu, kenaikan harga emas hingga US$ 3.595 per ons troi akibat pelemahan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) juga menjadi perhatian. Kondisi ini membuka peluang pelonggaran kebijakan moneter The Fed dan berpotensi meningkatkan arus dana ke instrumen emas.

IHSG juga akan terpengaruh rilis data inflasi inti AS Agustus 2025 yang diperkirakan tumbuh 3,1% yoy. Realisasi data ini diperkirakan memberi sinyal campuran bagi arah kebijakan The Fed.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai IHSG telah menyelesaikan wave [b] dari wave 2 atau wave 4, sehingga berpotensi rawan terkoreksi membentuk wave [c] ke kisaran 7.233—7.534 sebagai skenario terburuk. 

“Namun, skenario terbaiknya, koreksi IHSG hanya berlangsung pendek untuk menguji level 7.729—7.772 dan berpeluang kembali ke area 8.008—8.102,” jelasnya.

Untuk perdagangan hari ini, Herditya merekomendasikan sejumlah saham, antara lain ADMR dan ESSA dengan strategi buy on weakness, GOTO dengan rekomendasi speculative buy, serta RAJA dengan rekomendasi buy on weakness.

Sementara itu, Audi memproyeksikan IHSG bergerak dengan level support di 7.790 dan resistance di 7.950.

Ia merekomendasikan saham MDKA dengan speculative buy pada level support Rp 2.500 dan resistance Rp 2.850 per saham, serta saham BMRI dengan support Rp 4.550 dan resistance Rp 4.940 per saham.

Advertising

Iklan