nusantaraterkini.co, MEDAN - "Hujan darah" disertai badai diperkirakan bakal melanda Inggris. Seorang peramal cuaca terkemuka, Marco Petagna, telah memperingatkan warga Inggris untuk mewaspadai kedatangan "hujan darah" disertai badai.
Menurutnya, "hujan darah" disertai badai itu sedang menuju Inggris. Oleh karenanya, warga diminta tetap waspada.
"Badai Kathleen mulai menghilang sekarang tetapi ada pertemuan tekanan rendah sekali lagi ke arah Selatan dan Barat Daya. Daerah bertekanan rendah inilah yang akan membawa lebih banyak angin dan hujan ke hampir seluruh wilayah Inggris," ujar Petagna Seperti dikutip dari Metro.
Badai Pierrick diperkirakan akan datang dengan dahsyat dan pertama-tama akan membawa awan yang 'mengancam' serta angin kencang dahsyat dengan kecepatan hingga 128km/jam ke Prancis Utara pekan ini. Inggris diminta untuk bersiap menghadapi kondisi cuaca buruk dalam beberapa hari mendatang.
Pekan ini diperkirakan akan menjadi minggu yang suram, karena peringatan telah diberlakukan untuk hujan yang akan turun di Skotlandia dengan curah hujan diperkirakan mencapai 7 cm. Sedangkan Inggris bagian utara dan barat bisa mengalami kenaikan curah hujan 5 cm.
Penjelasan BMKG Terkait "Hujan Darah"
Badan meteorologi setempat juga memperingatkan agar warga Inggris tidak terkejut jika mereka melihat hujan darah. Tentu saja kondisi ini bukan dalam arti sebenarnya, melainkan karena sistem bertekanan rendah memicu berbagai kondisi yang menyebabkan hujan berwarna merah seperti darah.
"Jika Anda melihat jendela Anda terlihat kotor setelah hujan, kemungkinan itu adalah akibat dari endapan debu Sahara," kata Petagna.
Hal tersebut terjadi seiring adanya debu yang berasal dari gurun Sahara dan terbawa oleh angin sampai ke negara itu. Sehingga begitu terkena air hujan, air yang turun akan terlihat menjadi warna merah.
Fenomena semacam ini terjadi ketika angin yang kuat menyapu pasir di Sahara dan sedimen organik lainnya, kemudian melontarkannya ke stratosfer, lapisan terbawah atmosfer Bumi, kemudian menyebar sampai lokasi yang jauh.
Apa itu "hujan darah"?
Diketahui bahwa hujan darah terjadi ketika debu atau partikel berwarna merah dengan konsentrasi yang relatif tinggi bercampur dengan hujan, sehingga memberikan penampakan merah saat jatuh.
Hujan darah sebenarnya bukanlah istilah meteorologi atau ilmiah - melainkan merupakan ungkapan sehari-hari yang dapat ditemukan sejak lama dalam sejarah. Oleh karena itu, tidak ada definisi pasti untuk istilah tersebut.
Kekuatan yang mendorong cuaca bisa sangat kuat dan melakukan beberapa hal yang mengejutkan, termasuk mengangkat benda seperti pasir atau bahkan benda kecil dan memindahkannya dalam jarak yang jauh.
Jika terjadi hujan darah, angin kencang atau badai dapat menimbulkan debu dan pasir. Ketika ia mengudara, ia dapat terperangkap dalam sirkulasi atmosfer, dan dapat terbawa sejauh ribuan mil.
Pada akhirnya, debu tersebut akan berjatuhan dari langit karena gravitasi atau terperangkap dalam awan hujan, yang kemudian bercampur dengan tetesan air. Saat jatuh sebagai hujan, tetesan air hujan akan tampak berwarna merah.
Saat ini, setidaknya di Inggris, istilah hujan darah tampaknya digunakan lebih longgar dibandingkan dengan istilah yang muluk-muluk.
Setiap tahun pada beberapa kesempatan Inggris akan melihat hujan turun dengan sejumlah debu bercampur di dalamnya. Ini biasanya datang dari Sahara sebelum bercampur dengan awan dan rontok.
(Dra/nusantaraterkini.co)