Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Sejumlah kawasan di ASEAN seperti Thailand, Singapura, Hong Kong, Malaysia dan Singapura kini tengah merebak wabah penyakit Covid 19.
Bahkan di wilayah-wilayah ASEAN tersebut wabah Covid-19 cenderung mengalami peningkatan.
Menanggapi itu, Epidemiolog sekaligus pengamat kesehatan, Dicky Budiman menyampaikan, saat ini Covid-19 merupakan penyakit endemik atau penyakit yang terus ada.
Tetapi, dengan tingkat keparahan dan penyebaran yang lebih terkontrol dan bisa diprediksi.
"Bahwa pertama satu Covid-19 ini adalah penyakit yang sudah menjadi endemik," ucapnya, Senin (2/6/2025).
Baca Juga: Masyarakat Diingatkan Bangun Kebiasaan Hidup Sehat untuk Cegah Kembali Merebaknya Covid-19
"Artinya kalau sudah menjadi endemik dia adalah penyakit yang akan ada terus dan memiliki pola musiman, pola peningkatan yang dipengaruhi oleh bisa sedang mobilitas satu kepadatan tinggi di suatu negara wilayah. Dan itu akan berpotensi menyebabkan varian ya atau sub varian terutama yang menjadi dominan saat itu dalam menginfeksi lebih cepat menyebar," jelasnya.
Dicky mengatakan, bahwa peningkatan kasus Covid-19 saat ini sudah menjadi hal yang biasa bagi penyakit yang awalnya pandemi menjadi endemik.
"Artinya ini akan terus bersiklus seperti itu tiap tahun dan artinya lagi meskipun penyakit ini sebetulnya apapun sub varian yang muncul. Keparahan maupun kematian kan sudah jauh sangat rendah sangat rendah di bawah 0,4 atau 0,3 persen," ujarnya.
Kendati demikian, Dicky menyebut, tidak boleh menganggap remeh terkait peningkatan kasus Covid-19 di Asia ini.
"Tetap ada sebagian dari kelompok masyarakat kita ini yang rawan (penyakit) yang artinya bisa mengalami keparahan dan penyakit ini bahkan fatalitas meskipun itu amat sangat kecil," ucapnya.
Terutama, kata Dicky, bagi masyarakat berusia 70 tahun yang memang sudah mempunyai penyakit komorbid, seperti jantung, kanker dan hipertensi.
"Nah ini orang-orang yang harus dilindungi dan harus melindungi diri dari terinfeksi, karena kalo terinfeksi selain bisa lama sakitnya bergejala berat lemak dan selain itu yang bisa juga harus masuk ICU," katanya.
"Ingat Covid-19 ini sebagaimana influenza yang bisa menyebabkan pneumonia berat yang mengharuskan dia masuk ICU dan akhirnya bisa kalau tidak tertangani ya bisa fatal," sambungnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR Nafa Urbach berpendapat dalam menghadapi ancaman penyebaran Covid-19, edukasi dan komunikasi terkait risiko yang dihadapi harus ditingkatkan.
Sejumlah langkah antisipasi di sejumlah sektor harus dipersiapkan untuk mencegah dampak yang lebih parah, bila terjadi ledakan kasus di kemudian hari.
"Pemerintah harus proaktif memantau perkembangan peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara tetangga. Sosialisasi terkait etika batuk atau bersin juga sangat penting dalam menekan penyebaran virus Covid-19," jelas legislator NasDem ini.
Masih Terkendali
Terpisah, Direktur Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ina Agustina Isturini mengungkapkan penyebaran Covid-19 yang terjadi saat ini masih terkendali.
Berdasarkan asesmen yang dilakukan Kementerian Kesehatan varian virus Covid-19 yang beredar saat ini tidak menimbulkan keparahan dan masih bisa diatasi dengan vaksin.
"Kemungkinan untuk merebaknya virus Covid-19 secara drastis saat ini masih terbilang kecil," jelasnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Meningkat di Asia, Dinkes Sumut Imbau Terapkan PHBS
Dia mengatakan dalam membangun strategi kesiapsiagaan menghadapi Covid-19 pemerintah berupaya membangun partisipasi masyarakat.
"Dalam penanggulangan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) langkah-langkah yang dilakukan yaitu pencegahan, deteksi, dan merespon secepat mungkin sehingga tidak meluas penyebarannya," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan surat edaran di mana warga di Indonesia diminta untuk waspada atas kasus meningkatkan Covid 19 di sejumlah negara di kawasan ASEAN.
"Surat edaran ini bertujuan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan Covid 19 maupun penyakit potensial KLB atau wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan para pemangku kepentingan," ujar Kemenkes dalam surat edaran.
Kemenkes mengatakan varian Covid 19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, dan varian LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1) di Singapura.
Adapun kasus penyebaran virus Covid 19 juga terjadi di Hongkong dengan varian JN.1, sementara di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1).
Kendati demikian, Kemenkes menyatakan bahwa penularan wabah Covid 19 masih relatif rendah.
"Meski demikian, transmisi penularannya masih relatif rendah, dan angka kematiannya juga rendah," demikian keterangan dalam surat edaran Kemenkes.
(cw1/nusantaraterkini.co)