Nusantaraterkini.co, MEDAN - Gadis remaja berinisial, KN (14), menceritakan seperti apa harga dirinya diinjak dan kemanusiaannya dirampas oleh empat orang pemuda, di sebuah kamar kos-kosan, di Kota Medan.
KN adalah gadis remaja penjual es kelapa di pinggiran kota Medan, milik tantenya. Sejak usia sepuluh tahun, dia telah putus sekolah dan ibunya telah meninggal dunia. Sementara itu, sang Ayah saat ini hampir telah hilang diingatannya.
Dia menceritakan, pada Sabtu (25/1/2025), KN yang tengah sibuk menjajalkan es kelapa muda didatangi oleh seorang pria berinisial, P. Mereka sebelumnya memang sudah 2 bulan saling kenal, bahkan bibit asmara telah tumbuh.
"Awalnya saya kenal dia (P), karena sering membeli plastik di toko tempatnya bekerja. Lalu, kami bertukar kontak dan akhirnya berpacaran," tutur KN sambil melawan traumanya, Sabtu (1/2/2025).
Disela obrolan mereka, P, meminta KN untuk menghabiskan Sabtu malam bersamanya, di kamar kos di kawasan Medan Baru. Rupanya, mereka sudah sering melewati momen seperti itu. KN, lantas mengindahkan permintaan, P yang saat itu dipercayainya.
Baca Juga: Seorang Pelajar Perempuan Diperkosa Tiga Pria Hingga Hamil: 2 Pelaku Pria Paruh Baya
"Saya tiba di kosnya sekitar pukul 20.00 WIB, dan kami melakukan hubungan terlarang itu," tuturnya.
Usai menghabiskan momen itu, P beranjak keluar kamar. Katanya, P ingin membeli rokok ke sebuah warung, di kawasan kosnya, sehingga KN pun ditinggal sendiri di kamar itu.
Namun, cerita romantis yang penuh gairah ini berubah menjadi sebuah ancaman bagi gadis penjual es kelapa itu. Saat dia menunggu P kembali, tiba-tiba seorang pemuda memasuki kamar kos. Dia heran dan bertanya kepada pemuda itu, tentang keberadaan P.
"Dia adalah, SL, ternyata rekannya. Dia tidak menjawab pertanyaan saya, dia seperti predator buas yang ingin melahap saya sebagai mangsanya," ucapnya sambil menahan tangis.
Baca Juga: Wanita Asal Jaksel Diperkosa di Bali: Pelaku Anak di Bawah Umur
SL kemudian beraksi dan langsung melancarkan birahinya. Harga diri KN terinjak, dia tak mampu melawan tenaga SL yang melebihi tenaga seorang gadis remaja.
"Saya takut dan tak bisa melawan," tuturnya diikuti dengan tetesan air mata.
Tidak berhenti disitu, setelah SL, dua orang pemuda lainnya masuk bergantian dan kembali mencuri martabatnya sebagai seorang perempuan.
"Saya kembali melawan, namun mulut saya disumpal dan pintu dikunci dari luar," ucapnya lirih.
Dibawah langit gelap, hari telah berganti Minggu (26/1/2025) sekitar pukul 01.20 WIB, gadis remaja ini menyusuri jalanan yang sepi. Sambil menahan tangis dia tiba di rumah kakak kandung Almarhumah sang Ibu.
Baca Juga: Sempat Disanksi Pecat, Bripda Fauzan, Polisi yang Perkosa Mantan Pacar Kembali Bertugas
Kakak kandung Almarhumah sang Ibu tentu khawatir dengan kondisinya. Sang tante lalu memarahinya hingga akhirnya KN menceritakan kejadian yang baru ia alami.
Setelah mendengar cerita dari KN, pengganti orangtuanya itu langsung menuju tempat kejadian dan menemukan para pemuda yang sedang merasa bahagia.
Saat Om dan tantenya menuntut, para pemuda itu malah menawarkan uang sebanyak Rp350 ribu, sebagai bentuk tanggung jawab. Bahkan dengan harga segitu, mereka meminta untuk tidak memperpanjang cerita yang telah meninggalkan bekas luka pada KN.
Tentunya harga diri KN tak semurah ucapan itu. Keluarga KN, telah melaporkan aksi para pelaku ke Polrestabes Medan dan korban berharap dengan para pelaku ditangkap.
"Saya takut keluar dari rumah. Mereka saat ini masih berkeliaran," ujarnya.
(Cw7/Nusantaraterkini.co)