Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Bursa Asia Mendapat Sentimen Positif dari Wall Street Disokong oleh Reli Saham Teknologi

Editor:  Wiwin
Reporter: wiwin
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Bursa Asia mendapat sentimen positif dari Wall Street yang juga menguat, disokong oleh reli saham teknologi. Para pedagang bersiap menghadapi serangkaian data ekonomi dan pernyataan dari pejabat bank sentral AS

Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada perdagangan Selasa (3/12) pagi pukul 08.20 WIB bursa Asia menguat mengekor pergerakan indeks utama Wall Street di pasar spot. 

Berdasarkan data yang dilansir dari Bloomberg, indeks Nikkei 225 naik 447,34 poin atau 1,17% ke 38.971,50, Hang Seng naik 35,06 poin atau 0,18% ke 19.585,35, 

Sementara, Taiex naik 333,11 poin atau 1,64% ke 23.110,82, Kospi naik 36,11 poin atau 1,50% ke 2.491,36, ASX 200 naik 59,75 poin atau 0,71% ke 8.507,20. 

Kemudian Straits Times naik 44,03 poin atau 1,18% ke 3.795,73 dan FTSE Malaysia naik 4,75 poin atau 0,30% ke 1.600,23.

Bursa Asia mendapat sentimen positif dari Wall Street yang juga menguat, disokong oleh reli saham teknologi.

Para pedagang bersiap menghadapi serangkaian data ekonomi dan pernyataan dari pejabat bank sentral AS yang akan membantu membentuk ekspektasi tentang arah kebijakan suku bunga.

Mengutip Bloomberg, pejabat The Fed Christopher Waller mengatakan, dia cenderung memilih untuk menurunkan suku bunga pada Desember. Para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan ini mencapai 70%.

Fokus pekan ini juga tertuju pada rilis data penggajian pada Jumat yang diperkirakan akan menunjukkan lonjakan perekrutan di AS pada November setelah badai dan pemogokan besar-besaran melemahkan pertumbuhan lapangan kerja pada Oktober.

"Minggu ini adalah minggu data ekonomi terakhir yang benar-benar penting di tahun 2024," kata Tom Essaye di The Sevens Report seperti dikutip Bloomberg. 

"Jika hasilnya goldilocks, maka investor akan mengharapkan soft landing dan pemangkasan suku bunga pada Desember."

Sementara itu, di China, investor mencari tanda-tanda stimulus untuk mendorong ekonomi yang sedang lesu. 

Fokus investor kini beralih ke rapat Politbiro bulan ini yang merupakan salah satu dari tiga rapat tahunan yang biasanya berfokus pada kebijakan ekonomi.

"Mengingat pasar sudah memperkirakan ekonomi China akan tumbuh sekitar 4%-5%, dan kita akan melihat lebih banyak ketidakpastian yang akan datang, tetapi saya pikir pasar pasti belajar dari pelajaran dan akan mendapat lebih banyak lagi strategi tentang volatilitas di sana," kata Hebe Chen, analis di IG Markets Ld.

(nusantaraterkini.co/win)