Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

BBM Bakal Naik, Ekonom Minta Presiden Jokowi Jaga Kesehatan Fiskal APBN

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Luki Setiawan
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Rosdiana Sijabat. (Foto: istimewa)

Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Ekonom dari Universitas Atma Jaya Rosdiana Sijabat menilai jika peluang pemerintahan Presiden Jokowi menaikkan BBM di bulan Juni tahun ini sangat besar.

Hal ini, sebutnya, karena mengingat pelemahan nilai tukar rupiah dan kalau diasumsi APBN 2024 ini sampai harga Rp15 ribu kemudian kencenderungan harga minyak dunia naik itu diasumsi APBN 2024 hanya 82USD/barel seperti itu.

"Dalam pandangan saya, Jokowi harus menjaga kesehatan fiskal APBN, tetapi tahun lalu sampai tahun ini cenderung dihindari karena menaikkan harga BBM di tengah-tengah pesta politik menjadi sesuatu yang tidak populis," kata Rosdiana kepada Nusantaraterkini.co, Rabu (29/5/2024).

Namun demikian, Rosidana menjelaskan, dipertengahan tahun ini atau pada saat Prabowo dilantik menjadi Presiden Oktober mendatang, kemudian jika dalam produksi minyak dunia negara-negara OPEC menggelar pertemuan lalu secara sukarela melakukan pengurangan produksi dan menaikkan harga minyak dunia maka Indonesia pastinya akan terbebani lagi.

"Karena subsidi APBN untuk BBM itu cukup besar dialokasikan sampai Rp25 triliun dan ini sebenarnya sudah mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023. Artinya, semakin naik harga BBM kemudian juga semakin melemah nilai tukar rupiah akan semakin memperlemah APBN," ujarnya.

Kemudian untuk tantangan pemerintahan baru mendatang, menurut Rosdiana adalah bahwa salah satu program makan gratis di sekolah tidak secara radikal mempengaruhi belanja pemerintah. Sehingga salah satu pembiayaan cukup penting yaitu subsidi BBM tetap berlangsung agar menjaga daya beli masyarakat.

"Karena mau tidak mau kita masyarakat sangat dipengaruhi daya belinya oleh harga BBM. Oleh karena itu penting bagi pemerintah untuk memastikan subsidi BBM ini bisa tetap dialokasikan. Jika pun kalau dinaikkan harga BBM itu tidak secara signifikan akan mempengaruhi daya beli inflasi dan lain-lain," tegasnya.

"Dan yang terpenting bagaimana pemerintah ini bisa memastikan BBM bersubsidi untuk kelompok masyarakat tepat dan tidak salah sasaran," tandasnya.

(cw1/nusantaraterkini.co)

Advertising

Iklan