Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada perdagangan Rabu (27/8/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,38% ke level 7.936 di pasar spot.
Baca Juga : IHSG Unjukgigi Menguat 1,02% ke 7.938,834 di Perdagangan Sesi I Senin (25/8/2025) Siang Ini
Secara sektoral, sektor industri memimpin penguatan dengan naik 2,34%. Sementara itu, sektor teknologi jadi yang paling terpuruk dengan melemah 0,96%.
Tampaknya, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini tak begitu berdampak pada IHSG.
Baca Juga : Analis Pasar: IHSG Diramalkan Masih Mampu Bertahan di atas Support 7.850
Sebab, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, kenaikannya lebih didukung oleh emiten-emiten konglomerasi. Ini juga sejalan dengan pergerakan bursa regional Asia.
Equity Research Analyst, Alrich Paskalis Tambolang menambahkan, penguatan IHSG juga seiring dengan proses pasar untuk mencerna data industrial profit China per Juli 2025 yang tercatat turun ke level 1,7% secara tahunan (year on year/YoY) dari bulan sebelumnya juga turun 1,8% YoY.
Baca Juga : IHSG Melemah 2,29 Poin ke Level 7.888,41 di Perdagangan Sesi I Jumat (22/8/2025)
“Penurunan ini mengindikasikan lemahnya kepercayaan bisnis dan konsumen yang membebani ekonomi,” jelas Alrich.
Namun, keuntungan bulan Juli ini kata Alrich lebih baik ketimbang bulan-bulan sebelumnya.
Baca Juga : IHSG Ditutup Merosot 31,86 Poin ke Level 7.858,85 di Penutupan Perdagangan, Jumat (22/8/2025)
Dari India, tarif impor tambahan sebesar 25% sudah mulai berlaku hari ini dan menjadikan India terkena 50% tarif impor AS. Ini juga turut mempengaruhi IHSG hari ini.
Adapun dari AS sendiri, indeks Futures di bursa Wall Street cenderung bergerak stagnan menjelang rilis laporan keuangan Nvidia pasca penutupan bursa AS. Sedangkan ketika mengantisipasi laporan Nvidia ini, indeks di bursa wilayah Eropa justru dibuka menguat hari ini.
Baca Juga : Suku Bunga Berpengaruh Besar pada Pergerakan IHSG Pekan Ini
Adapun secara teknikal, indikator MACD dilihat Alrich mengalami deathcross. Sebaliknya, indikator Stochastic RSI berpotensi goldencross di area pivot. Dengan begitu, IHSG dia perkirakan masih akan cenderung bergerak konsolidasi hari ini pada kisaran support 7.800 dan resistance 7.970.
Senada, Herditya juga menaksir hal serupa dengan level support 7.848 dan resistance 7.977 pada perdagangan Kamis.
Dia menaksir, sentimen yang akan mengirinya ialah rilis data produk domestik bruto AS. Selain itu, pasar juga katanya masih menaruh harap diguntingnya suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve.
Sementara menurut Alrich, investor hari ini akan menantikan data Economic Sentiment dari Euro Area per Agustus 2025 yang diperkirakan sedikit menguat ke level 96 dari posisi 95,8 di bulan Juli 2025.
Adapun dari AS, investor akan mencermati data pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2025 yang ditaksir sebesar 3,1% secara kuartalan (QoQ) dari minus 0,5% QoQ pada kuartal sebelumnya.
Untuk itu, pilihan saham Alrich hari ini jatuh pada PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Sementara Herditya merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) di level support Rp 1.885 dan resistance Rp 1.900, saham JPFA di level Rp 1.725 dan Rp 1.825, dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) pada rentang Rp 356 dan Rp 368 per saham.