Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Ahok Mengaku Jokowi Tawarkan Dirinya Jadi Kandidat Kepala Otorita IKN

Editor:  Annisa
Reporter: Shakira
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!

Nusantaraterkini.co - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam acara bertajuk 'Ahok Is Back' di Warunk Wow, mengaku pernah dipanggil Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membahas soal pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Terkait pembahasan itu, awalnya Ahok ditanyai salah satu pengunjung perihal IKN. Lalu ia ditawari menjadi kandidat Kepala Otorita IKN.

Namun, Ahok tak menjelaskan lebih detail ihwal kapan waktu pemanggilannya tersebut. 

"Jujur aja, waktu IKN mau dibentuk, Pak Jokowi sudah panggil saya tanyakan. Saya salah satu calon kepala (otorita) IKN. Saat itu ya," ujarnya, dilansir Jum'at, (9/2/2024).

Ahok kemudian mengusulkan kepada Jokowi agar dibuatkan UU IKN. Dengan begitu investor akan dengan mudah masuk untuk berinvestasi.

"Lalu saya ditanya. Ini (belum ada) UU nih. Saya bilang (ke Pak Jokowi) pak, kalau mau investor masuk, langkah pertama harus ada UU IKN. Baru orang mau percaya. Langkah pertama," ujarnya.

Untuk lokasi, Ahok menyarankan ke Jokowi agar IKN dibangun di Kalimantan Tengah (Kalteng). Sebab, hal tersebut sejalan dengan cita-cita Presiden ke-1 Soekarno.

"Terus kedua, kalau mau berdasarkan historis, sejarah, bicara Trisakti nih, bicara Nawacita nih, harusnya IKN itu ada di Kalteng. Sesuai Bung Karno," ungkapnya.

Pemilihan Kalteng diakuinya bukan tanpa alasan. Di sana sudah ada lokasi yang bisa dijadikan IKN.

"Kenapa di Kalteng? Karena Kalteng tidak usah bebasin lahan," tuturnya.

Menurut Ahok, lokasi IKN di Kalimantan Tengah juga bakal mudah menjangkau seluruh Pulau Kalimantan. Sedangkan jika opsinya di Kalimantan Timur, saat itu Ahok lebih mengusulkan Ibu Kota dipindahkan di Balikpapan.

"Jadi usul saya nih. Kemudian tiba-tiba keluar semua putusin (IKN) di Kaltim. Soal Kaltim ini saya juga ada ngomong juga, ngomong begini, kenapa kalau mau ngotot di Kaltim, ya gampang pak," jelas Ahok.

"Gampang. Ibu kota ini misal di Kaltim, pakai aja Balikpapan dan sekitarnya. Kenapa? Karena itu aset Pertamina itu ribuan hektare. Puluhan ribu lahannya berantakan semua," ucapnya.

Namun demikian, Ahok mengatakan usulannya tidak ada yang direalisasikan. Sebab, pembangunan IKN ternyata dijalankan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Kendati begitu, Ahok menegaskan bahwa dirinya tidak menolak IKN.

"Ini agak beda sedikit dengan Pak Anies yang menentang IKN. Kalau bagi saya IKN oke, tapi nggak usah ganti lahan. Bisa pakai di Kalteng atau di Balikpapan punya Pertamina," ujarnya.

(Ann/Nusantaraterkini.co)