Nusantaraterkini.co, Jakarta - Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR Edy Wuryanto mengungkapkan kematian jemaah haji Indonesia mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.
Tentu menurutnya, hal ini menjadi persoalan serius.
BACA JUGA: Idul Adha 1446 Hijriah, DPC Gerindra Madina Berqurban Untuk Anak Yatim dan Jompo Se-Gunungtua Raya
"Ini persoalan serius bagi saya, karena soal keselamatan hidup itu segala-galanya. Mengapa? Satu karena tenaga kesehatan (nakes) kita terbatas, jumlahnya dikurangi," ucap Edy, Sabtu (7/6/2025).
Penyebab yang kedua, yakni para jemaah haji yang dilayani di hotel, kini telah dibatasi oleh pemerintah Arab Saudi sehingga nakes harus melayani dari kamar ke kamar, atau bahkan sembunyi-sembunyi.
"Bahkan pemerintah Arab Saudi melakukan sweeping dan pengawasan ketat, mereka tidak boleh melayani di hotel," ujarnya.
Tak hanya itu, Edy menyebut kontrak bangunan klinik kesehatan haji Indonesia masih bangunan hotel sehingga tidak memenuhi standar bangunan rumah sakit.
BACA JUGA: Alasan Drainase, Dinas SDABMBK Kota Medan Sengaja Tebang Pohon, Petugas: Hanya Jalankan Perintah
Akibatnya rumah sakit pun tidak bisa beroperasional.
"Oleh karena itu, ini tentu menyulitkan karena biasanya jemaah haji sebelum mereka dirujuk ke RS, di-screening dulu di klinik kesehatan haji atau setelah pulang dari RS sebelum ke hotel mereka transit dulu di klinik kesehatan haji untuk recovery. Tentu dengan tidak terurusnya izin ini mempengaruhi pelayanan kesehatan jemaah haji," tandasnya.
(cw1/nusantaraterkini.co)