Nusantaraterkini.co, MEDAN - Polrestabes Medan, mengungkap kelompok pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan (curas) yang telah melakukan aksi kejahatan di 11 lokasi berbeda.
Dari hasil penelusuran dan pengembangan yang dilakukan, pihak kepolisian telah mengidentifikasi empat tersangka yang tergabung dalam satu kelompok.
Penangkapan ini merupakan bagian dari kerja keras Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) dalam mengungkap 365 kasus curas.
Tindak Kejahatan Menyasar Ibu-Ibu
Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan, salah satu hal yang sangat disayangkan dalam pengungkapan ini adalah bahwa kelompok pelaku lebih sering menyasar ibu-ibu yang sedang beraktivitas di pagi hari.
"Ini sudah keterlaluan. Ibu-ibu yang sedang berjuang mencari nafkah diserang dengan cara yang sangat brutal. Kita tidak bisa diam saja, harus ada upaya serius untuk menghentikan kelompok ini," ucapnya.
Kelompok Residivis dan Penangkapan di Persembunyian
Kelompok pelaku yang berhasil ditangkap terdiri dari para residivis yang sudah pernah terlibat dalam kasus serupa.
Mereka tidak hanya beraksi di satu tempat, melainkan menyebar di beberapa wilayah, seperti Pancurbatu, Delitua, dan Kutalimbaru. Polisi pun melakukan pengejaran hingga berhasil menemukan tempat persembunyian mereka di mana pelaku sedang melakukan pesta sabu.
Saat penangkapan dilakukan, salah satu pelaku, yang diketahui bernama D, melakukan perlawanan menggunakan senjata tajam. Dalam tindakan tersebut, polisi terpaksa mengambil tindakan tegas hingga pelaku D meninggal dunia. "Kami akan melakukan autopsi untuk memastikan bahwa proses yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku," ujar petugas. Dua anggota polisi juga mengalami luka dalam proses penindakan.
Barang Bukti dan Pengembangan Kasus
Polisi berhasil mengamankan berbagai barang bukti, termasuk pakaian yang digunakan pelaku, sepeda motor, serta senjata tajam berupa parang kecil yang digunakan untuk menyerang korban.
Beberapa anak panah juga ditemukan yang diduga digunakan untuk melakukan perlawanan saat penangkapan. Semua bukti tersebut didapatkan melalui analisis digital dan penelusuran ilmiah, yang menunjukkan profesionalisme dalam proses penyelidikan.
Pentingnya Keselamatan Masyarakat
Gidion juga menegaskan bahwa keselamatan masyarakat merupakan prioritas utama.
"Hukum tertinggi adalah keselamatan masyarakat. Kami akan terus melakukan pengungkapan terhadap pelaku lain yang terlibat dan memastikan tidak ada lagi korban yang jatuh akibat kejahatan seperti ini," tegasnya.
Polisi kini tengah mengembangkan kasus ini dan mengejar pelaku-pelaku lain yang terlibat. Bagi masyarakat yang memiliki informasi terkait keberadaan pelaku, diimbau untuk segera menghubungi pihak berwajib.
(Cw7/Nusantaraterkini.co)