Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Sebulan Pascaserangan Mendadak Israel, Iran Tetap Siaga

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Upacara pemakaman kenegaraan untuk para komandan militer dan ilmuwan nuklir yang membunuh dalam konflik 12-hari dengan Israel diadakan di Teheran, Iran, pada 28 Juni 2025. (Foto: Xinhua)

Nusantaraterkini.co, TEHERAN - Tepat satu bulan yang lalu, pada 13 Juni dini hari waktu setempat, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran secara tiba-tiba ke sejumlah wilayah di Iran, termasuk situs nuklir dan militer, yang menewaskan beberapa perintah senior, ilmuwan nuklir, serta warga sipil.

Sebulan setelah serangan yang memicu perang selama 12 hari antara kedua negara itu, para ahli dan politisi Iran tetap berpendapat bahwa meskipun kecil kemungkinan Israel akan melancarkan serangan lain terhadap Iran dalam waktu dekat, Teheran harus meningkatkan kesiapsiagaannya untuk menghadapi segala skenario yang mungkin terjadi.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan lewat televisi baru-baru ini, Ali Larijani, seorang penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, memperingatkan bahwa "ada kemungkinan Israel... akan memutuskan untuk kembali (menyerang)," seraya menekankan bahwa Iran harus selalu siap siaga.

BACA JUGA: Komandan Militer Tertinggi Iran Pertanyakan Komitmen Gencatan Senjata Israel

Dalam wawancara terbaru dengan Kantor Berita Buruh Iran (Iranian Labour News Agency/ILNA), Hossein Kanani Moghaddam, seorang pakar isu-isu Asia Barat sekaligus sekretaris jenderal Partai Hijau (Green Party) Iran, diberi peringatan agar tidak lengah.

"Kita harus selalu siap untuk mempertahankan negara dan menjaga kesiapsiagaan kita untuk menghadapi musuh," katanya.

Menurut pakar itu pentingnya memperkuat pertahanan pasif Iran dalam menghadapi operasi mendadak yang dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat (AS). Dia menyebutkan bahwa perang yang melibatkan Iran merupakan perang hibrida yang mencakup penggunaan sistem ofensif, siber, keamanan, militer, ekonomi, serta sanksi-sanksi oleh Israel dan AS, sekutu termasuk AS di NATO.

Kanani Moghaddam menekankan pentingnya bahwa badan-badan intelijen dan antispionase Iran dilengkapi dengan baik dan fokus pada upaya menghadapi "musuh".

Dia juga menekankan perlunya membentuk sebuah lembaga intelijen dan keamanan independen yang secara khusus menangani ancaman-ancaman dari Israel.

Kekuatan pencegahan yang dimiliki Iran harus sedemikian besar agar Israel percaya bahwa setiap "agresi" terhadap Iran akan membawa konsekuensi besar baginya, imbuh Kanani Moghaddam.

BACA JUGA: Trump Ancam akan Kembali Bom Iran Jika Masih Lanjutkan Kegiatan Nuklirnya

Dalam wawancara lain dengan ILNA, pakar hubungan internasional Ali-Asghar Zargar mengatakan bahwa meskipun gencatan senjata antara Iran dan Israel saat ini mungkin dapat dipertahankan, Iran harus mengambil tindakan-tindakan cepat untuk memperkuat pertahanan udara dan kekuatan militernya.

Anggota parlemen sekaligus mantan menteri luar negeri Iran, Manouchehr Mottaki, juga mengatakan kepada kantor berita resmi IRNA dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa "kita semua, terutama angkatan bersenjata Iran, harus siap menghadapi serangan Israel yang kemungkinan terjadi".

Para petinggi militer Iran telah diperingatkan bahwa jika Israel berusaha melanggar gencatan senjata, tanggapan Iran akan "menghancurkan".

Dalam pernyataannya kepada Defa Press, sebuah outlet media yang berafiliasi dengan Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Iran Abolfazl Shekarchi mengatakan bahwa respons negaranya terhadap kemungkinan serangan Israel akan bersifat "tegas, serius, menghancurkan, efektif, dan menimbulkan penyesalan".

Karena itu dia menekankan bahwa kesiapsiagaan angkatan bersenjata Iran berada pada tingkat yang tinggi.

(Zie/Nusantaraterkini.co)

Sumber: Xinhua 

Advertising

Iklan