Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Pengamat Politik Moscow State University Soroti Pernyataan Mahfud Ingin Mundur dari Menkopolhukam: Manuver Asal Tembak

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Ilham Al Banjari
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Diskusi Publik bertajuk “Pascadebat Cawapres Ancam Lepas Jabatan, Manuver Mahfud & Imin Lebay” yang digelar TKN Fanta Prabowo-Gibran, Jakarta, Jumat (26/1/2024). (Foto: Istimewa)

Pengamat Politik Moscow State University Soroti Pernyataan Mahfud Ingin Mundur dari Menkopolhukam: Manuver Asal Tembak

Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Pengamat politik dari Moscow State University Alexander A. Saputra menyoroti langkah cawapres Mahfud MD ingin mundur dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam). Menurutnya langkah itu merupakan manuver asal tembak.

"Dari segi komunikasi politik soal manuver Mahfud, menurut saya ini manuver asal tembak,” kata Alexander saat Diskusi Publik bertajuk “Pascadebat Cawapres Ancam Lepas Jabatan, Manuver Mahfud & Imin Lebay” yang digelar TKN Fanta Prabowo-Gibran, Jakarta, Jumat (26/1/2024).

Alexander mengatakan manuver asal tembak itu juga dilakukan oleh cawapres Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Dia menilai keduanya mengertik pemerintah padahal masih berada di dalam Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kalau dari saya, mundur nggak mundur, ya sudah terserah. Nanti biar masyarakat tentukan di TPS 14 Februari," kata Sekjen Jaringan Nasional Aktivis 98 ini.

Alexander juga menyoroti debat cawapres jilid II yang digelar pada, Minggu (21/1/2024). Dia menilai Cak Imin dan Mahfud tampak lebih fokus mencari kesalahan Gibran bahkan mengeritik pemerintah.

Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ahmad Mufahri mempertanyakan kinerja Mahfud MD sebagai Menkopolhukam setelah mengritik bidang hukum saat debat. Menurutnya, Mahfud bertanggung jawab kepada presiden terkait bidang hukum.

“Prof Mahfud mengatakan bahwa hukum tumpul ke atas, tajam ke bawah. Mohon izin, beliau kan Menko-nya yang urus Polhukam, sehingga urusan hukum di Tanah Air ya menjadi tanggung jawab beliau kepada Presiden,” ujar Mufahri.

Mufahri juga mempertanyakan mengapa keinginan Mahfud mundur dari Menkopolhukam mesti menunggu waktu yang tepat. Menurutnya, Mahfud harus menunjukkan sikap langsung mundur bukan hanya sekadar menyatakan keinginan.

“Pertanyaannya sekarang, mengapa seorang Prof Mahfud tidak berani langsung mengatakan saya 

undur sebagai Menkopolhukam? Mengapa harus mengatakan tunggu waktunya. Kalau mundur sehari sebelum pelantikan kabinet yang akan datang, buat apa," tukasnya.

(HAM/nusantaraterkini.co)

Advertising

Iklan