Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Mengenal Spesies Baru Kadal Buta Asal Pulau Buton

Editor:  hendra
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Kadal buta dari Buton yang diberi nama Dibamus oetamai. Foto: BRIN/Gilliespie

nusantaraterkini.co, MEDAN - Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies baru kadal buta dari genus Dibamus yang merupakan hewan endemik Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Spesies baru tersebut kini diberi nama Dibamus Oetamai, sebagai penghormatan kepada almarhum Jakob Oetama, tokoh pers yang berjasa dalam perkembangan jurnalisme Indonesia sekaligus pendiri Kompas Gramedia. Sementara itu, nama lokalnya disebut kadal buta buton.

Dikutip dari kumparan, awal Riyanto, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, mengatakan kadal buta (Dibamus) merupakan reptil fosorial –hidup di dalam tanah– yang memiliki tubuh mirip cacing, mata terdegenerasi, betina tidak memiliki kaki, sedangkan jantan punya kaki vestigial berbentuk flap. Genus ini tersebar luas di Asia Tenggara hingga Papua Nugini. Namun, banyak dari mereka belum dipelajari karena sulit ditemukan dan suka bersembunyi.

“Jurnalis kritis bertanya, mencari fakta dan menyebarkan kebenaran apapun hasilnya (Jill Abramson). Curiosity energi peneliti untuk himpun dan analisis data demi menemukan kebenaran, pun terkadang bisa salah namun pantang berbohong,” ungkap Awal.

Selama ini, Dibamus novaeguineae dianggap sebagai spesies yang paling banyak ditemukan di Indonesia, termasuk Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Namun, penelitian morfologi dan biogeografi terbaru mengungkap bahwa populasi di Pulau Buton memiliki ciri khas yang membedakan mereka dari spesies lain dalam genus Dibamus.

Spesies baru ini dideskripsikan berdasarkan perbedaan morfologi yang signifikan, di antaranya:

Ukuran tubuh, panjang moncong-ke-vent (SVL) maksimum 145,7 mm

Sisik kepala, tidak memiliki sutur rostral medial dan lateral, frontal lebih besar daripada frontonasal

Pola warna, memiliki dua atau tiga pita berwarna terang pada tubuh

Habitat, endemik di hutan hujan muson Pulau Buton dengan ketinggian di bawah 400 mdpl

Penemuan ini memperkaya keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya reptil fosorial yang masih sedikit diketahui. Dibamus oetamai merupakan contoh bagaimana pulau-pulau kecil seperti Buton dapat menjadi rumah bagi spesies unik yang berevolusi secara terisolasi.

"Temuan ini menunjukkan bahwa masih banyak keragaman reptil Indonesia yang belum terungkap, terutama di wilayah Wallacea yang menjadi hotspot keanekaragaman hayati," ujar Awal Riyanto.

Tim peneliti menganalisis spesimen museum dari Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, serta melakukan perbandingan morfometrik dan meristik. Hasilnya menunjukkan bahwa populasi Buton memiliki karakteristik unik yang tidak ditemukan pada Dibamus lain di wilayah sekitarnya.

Karena endemisitasnya yang tinggi dan keterbatasan sebaran, Dibamus oetamai berpotensi rentan terhadap ancaman deforestasi dan perubahan habitat. Perlindungan kawasan hutan di Buton, seperti Kawasan Lindung Hutan Lambusango, menjadi kunci untuk menjaga kelestarian spesies ini.

(Dra/nusantaraterkini.co).