Nusantaraterkini.co, MEDAN - Sebanyak 130 Sekolah di Sumatera Utara (Sumut) telah gagal mendaftarkan siswanya mengikuti Seleksi Nasional Berprestasi (SNBP). Karena kelalaian dari piahk sekolah.
Hal tersebut disampaikan oleh, Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Abdul Haris Lubis, usai melakukan rapat dengar pendapat (RDP), di DPRD Sumut pada Rabu (12/2/2025).
130 sekolah tersebut terdiri dari negeri dan swasta, SMA serta SMK. Abdul menganggap kisruh dunia pendidikan ini, menjadi pelajaran yang berharga, termasuk persoalan yang terjadi di SMK Negeri 10 Medan.
"Semuanya karena kelalaian pihak sekolah," tegas Abul kepada saat diwawancarai.
Dilain sisi, Ketua Komisi E DPRD Sumut, Muhammad Subandi, menyebutkan jika beragam kendala yang menyebabkan persoalan tersebut. Diantaranya, ada sekolah yang sudah memasukkan data tetapi hanya sebagian yang terinput. Sementara, beberapa lainnya hanya tinggal finalisasi PDSS namun terhambat.
"Ada yang sama sekali gagal, dari sekolahnya tidak ada yang masuk. Ini sudah sepakat tadi untuk dicopot kepala sekolahnya," ujar Subandi.
"Kita minta supaya yang sudah menginput sebagian data dievaluasi, dan yang tinggal finalisasi diberi peringatan," tambahnya.
DPRD Sumut berencana menyurati Kementerian Pendidikan dan DPR RI agar memberi perpanjangan waktu penginputan data ke PDSS selama dua hari atau hingga 18 Februari.
"Agar aspirasi dari siswa berprestasi ini bisa terjawab. Kasihan, gara-gara kelalaian orang, mereka tak bisa ikut. Ini istilahnya, patah sebelum bertumbuh," ujar Subandi.
Sebelumnya, akibat kelalaian sekolah, ratusan siswa SMK Negeri 10 Medan yang eligible tidak dapat mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).
Humas SMK Negeri 10 Medan, Christina Hutapea, mengakui persoalan para siswa tersebut bermula dari kelalaian pihaknya dalan menginput data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Hal tersebut terjadi, kata Christina, lantaran sekolah menggunakan sistem E-rapor dalam penginputan.
Saat disinggung terkait perubahan sistem penginputan menjadi manual, Christina menyebutkan jika itu tidak bisa dilakukan.
"Kemendikiti Saintek telah memperpanjang waktu finalisasi PDSS, tapi (pihak sekolah) tetap gagal saat menginputnya," ujar Christina saat diwawancarai, Rabu (12/2/2025).
(cw7/nusantaraterkini.co)