Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Hanya Dikerjakan Saat Ramadan, Ini Keutamaan Salat Tarawih

Editor:  Annisa
Reporter: Shakira
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Foto: net/Pinterest

Nusantaraterkini.co - Maret 2024, telah memasuki bulan suci Ramadan merupakan bulan yang mulia, yang mana setiap ibadah, baik yang wajib maupun yang sunnah memiliki pahala yang besar. Terlebih salat tarawih yang hanya bisa dikerjakan saat Ramadan, menjadikannya amalan sunnah istimewa yang miliki banyak keutamaan di tiap malamnya.

Melansir detikcom, dalam buku Panen Pahala dengan Puasa oleh Akhmad Iqbal menerangkan arti tarawih yang dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat".

Rasulullah SAW bersabda tentang anjuran salat tarawih di malam Ramadan,

"Barang siapa mendirikan (salat malam) Ramadan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq ʻalaihi)

Waktu pelaksanaan salat tarawih adalah selepas waktu Isya'. Tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid, namun juga, salat tarawih boleh dikerjakan sendiri.

Berdasarkan riwayat, Rasulullah SAW hanya pernah melakukan tarawih secara berjamaah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut hal itu akan dianggap sebagai kewajiban kepada umat muslim.

Terkait jumlah rakaat salat tarawih miliki perbedaan pendapat. Pada masa Rasulullah SAW jumlah rakaatnya, yakni 8 rakaat tarawih dengan dilanjutkan 3 rakaat salat witir. Sementara pada zaman khalifah Umar bin Khattab, salat tarawih dikerjakan dalam 20 rakaat dilanjutkan dengan 3 rakaat salat witir.

Lalu, Apa Keistimewaan Salat Tarawih?

Terdapat dalil hadits yang menjelaskan keutamaan salat tarawih. Bahkan, keutamaan salat tarawih berbeda di tiap-tiap malamnya.

Dari Ali bin Abi Thalib RA, dia berkata, Rasulullah SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadan. Kemudian beliau bersabda,

"Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam ke-1, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya. Dan pada malam ke-2, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.

Dan pada malam ke-3, seorang malaikat berseru di bawah 'Arsy: "Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat".

Pada malam ke-4, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al Furqan (Al-Qur'an).

Pada malam ke-5, Allah Ta'ala memberikan pahala seperti pahala orang yang salat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.

Pada malam ke-6, Allah Ta'ala memberikan pahala orang yang bertawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.

Pada malam ke-7, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa AS dan kemenangannya atas Fir'aun dan Haman.

Pada malam ke-8, Allah Ta'ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim

Pada malam ke-9, seolah-olah ia beribadah kepada Allah Ta'ala sebagaimana ibadahnya Nabi Muhammad SAW.

Pada malam ke-10, Allah Ta'ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.

Pada malam ke-11, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.

Pada malam ke-12, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.

Pada malam ke-13, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.

Pada malam ke-14, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan salat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.

Pada malam ke-15, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) 'Arsy dan Kursi.

Pada malam ke-16, Allah SWT menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.

Pada malam ke-17, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.

Pada malam ke-18, seorang malaikat berseru, "Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu."

Pada malam ke-19, Allah mengangkatderajat-derajatnya dalam surga Firdaus.

Pada malam ke-20, Allah memberi pahala para syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).

Pada malam ke-21, Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.

Pada malam ke-22, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

Pada malam ke-23, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.

Pada malam ke-24, ia memperoleh dua puluh empat doa yang dikabulkan.

Pada malam ke-25, Allah Ta'ala menghapuskan darinya azab kubur.

Pada malam ke-26, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.

Pada malam ke-27, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.

Pada malam ke-28, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga. Pada malam ke-29, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.

Dan pada malam ke-30, Allah berfirman: "Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku" (HR Majalis)

(Ann/Nusantaraterkini.co)
Sumber: detikcom

Advertising

Iklan