Nusantaraterkini.co, MEDAN - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H. Bachtiar Djafar Medan mengaku tetap berkomitmen untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat meski menghadapi tantangan dalam ketersediaan sumber daya manusia (SDM) terutama keberadaan dokter spesialis.
Direktur RSUD H. Bachtiar Djafar Medan, dr. Irliyan Saputra, Sp.O.G., mengungkapkan, pihaknya terus berupaya mengisi formasi tenaga medis yang masih kosong, termasuk dokter spesialis jantung dan kebidanan.
"Kami memahami bahwa beberapa spesialisasi masih perlu diisi, dan kami terus mencari solusi agar layanan kesehatan tetap optimal," ujar saat menerima audiensi pengurus Forum Wartawan Kesehatan (Forwakes), Jumat (31/1/2025).
Baca Juga: RS Adam Malik Dukung Pembukaan Cath Lab di RSUD Rantauprapat
Saat ini, jelasnya, rumah sakit ini memiliki sekitar 230 pegawai, termasuk tenaga kebersihan, dengan 98 perawat yang siap melayani pasien.
"Kami terus berusaha menambah tenaga medis agar semua lantai rawat inap dapat dioperasikan secara maksimal," tambahnya.
Di tengah tantangan SDM, RSUD H. Bachtiar Djafar kataya, telah berhasil mengoptimalkan layanan kamar operasi yang kini beroperasi penuh.
Baca Juga: Pasien RSUD Panyabungan Ditemukan Tewas Gantung Diri: Diduga Gangguan Jiwa
"Ini menjadi langkah besar bagi kami dalam meningkatkan akses layanan kesehatan yang lebih luas bagi masyarakat," jelasnya.
Untuk memperluas jangkauan layanan, RSUD H. Bachtiar Djafar juga berkolaborasi dengan puskesmas di sekitarnya guna memastikan pasien yang membutuhkan perawatan lanjutan dapat dirujuk dengan baik.
"Kami terus menjalin koordinasi agar layanan kesehatan lebih terpadu dan dapat diakses lebih mudah oleh masyarakat," tuturnya.
Dalam rangka memperkuat tenaga medis, rumah sakit juga aktif berkoordinasi dengan dinas terkait untuk membuka lebih banyak formasi tenaga kesehatan melalui jalur PPPK dan CPNS.
"Kami berharap dengan tambahan tenaga baru, layanan di rumah sakit bisa semakin optimal," ungkapnya.
Terkait kebijakan terbaru BPJS Kesehatan, layanan gigi dasar kini dialihkan ke puskesmas, sementara tindakan spesialis tetap dapat dilakukan di rumah sakit.
"Kami mengikuti regulasi yang ada dan tetap memastikan layanan kesehatan gigi spesialis tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan," tandasnya.
(Zie/Nusantaraterkini.co)