Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menduga calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto meminta saran Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menyusun kabinet pemerintahan yang ideal.
Jamiluddin menilai SBY memiliki pengalaman dalam menyusun kabinet, lantaran pernah menjadi Presiden selama 10 tahun.
Hal tersebut disampaikan Jamiluddin merespons pertemuan antara Prabowo dan SBY di Cikeas pada Jumat (23/2/2024) malam kemarin.
Awalnya, Jamiluddin mengatakan, SBY dan Prabowo bisa jadi membahas politik kontemporer di Tanah Air, khususnya kemungkinan pasangan calon (paslon) nomor urut 3 dan 1 menggunakan hak angket.
"Isu ini krusial bagi paslon 02, karena berkaitan dengan kemungkinan kecurangan yang dituduhkan kepada pasangan Prabowo-Gibran," ujar Jamiluddin saat dimintai konfirmasi, dikutip Kompas.com, Minggu (25/2/2024).
Menurut Jamiluddin, tuduhan itu dapat berimplikasi politis yang besar bagi stabilitas politik nasional. Oleh karena itu, Jamiluddin mengatakan, Prabowo kemungkinan meminta masukan dari SBY untuk mengantisipasi semua kemungkinan bila hak angket itu benar terjadi.
"Termasuk tentunya upaya untuk menggagalkan terwujudkan hak angket," katanya.
Kemudian, dia memperkirakan Prabowo kemungkinan meminta masukan mengenai struktur kabinet pemerintah ke depan.
Jamiluddin meyakini bahwa Prabowo pasti meminta saran kepada SBY yang berpengalaman sebagai Presiden ke-6 RI.
"Prabowo kemungkinan juga meminta masukan mengenai struktur kabinet yang ideal. Masukan dari SBY sangat beralasan karena memang berpengalaman dalam menyusun kabinet," ujar Jamiluddin.
"Jadi, Prabowo sebelum menyusun personil kabinet, tampaknya ingin memetakan struktur kabinet yang efisien dan sesuai tuntutan nasional dan global. SBY tampaknya memang menguasai hal-hal seperti itu sehingga masukannya akan bermanfaat bagi Prabowo," katanya lagi.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu di Puri Cikeas, Bogor; Jawa Barat pada Jumat, 23 Februari 2024.
Namun, AHY mengaku belum mendapatkan cerita apa isi dari pertemuan tersebut.
“Terus terang saya sendiri belum mendapatkan ceritanya. Jadi, saya setelah ini ingin mendengar juga,” ujar AHY di Rumah Dinas Wakil Presiden, Menteng, Jakarta, Sabtu (24/2/2024).
Namun, AHY mengaku senang jika SBY dan Prabowo kerap bertemu. Menurut dia, hal itu menunjukkan pada masyarakat bahwa keduanya saling bersahabat.
“Jadi Pak Prabowo dengan niat yang baik ingin mendengarkan masukan-masukan dari Pak SBY,” katanya.
“Pak SBY juga dengan niat yang baik ingin memberikan masukan dan pengalaman yang mungkin saja bermanfaat,” ujar AHY lagi.
Terakhir, dia berharap hubungan Prabowo dan SBY bisa diikuti oleh para tokoh bangsa yang lain. AHY menganggap komunikasi antar tokoh politik harus sering dilakukan meskipun tidak selalu dilakukan secara terbuka.
“Tapi benar-benar ada niat baik untuk saling memberikan support, saya pikir bagus sekali,” kata AHY. (rsy/nusantaraterkini.co)