Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Update Bahan Pokok, Harga Tomat di Pasar MNTC Anjlok, Banyak yang Terbuang dan Busuk

Editor:  Fadli Tara
Reporter: Elvirida Lady Angel Purba
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Kondisi ini menyebabkan banyak tomat tidak laku dan terbuang karena membusuk di lapak pedagang di Pasar MMTC, Kamis (3/1/2024).

Nusantaraterkini.co, Medan – Harga tomat di Pasar MNTC Medan merosot tajam dalam beberapa pekan terakhir, dari Rp10 ribu menjadi Rp5 ribu per kilogram.

Kondisi ini menyebabkan banyak tomat tidak laku dan terbuang karena membusuk di lapak pedagang di Pasar MMTC, Kamis (3/1/2024).

Basar, pedagang sayur-mayur di pasar tersebut mengungkapkan bahwa stok tomat melimpah, sementara pembeli justru berkurang. 

“Biasanya kalau harga Rp15 ribu, masih banyak yang beli. Sekarang sudah turun separuh, tapi tetap saja susah terjual. Tomat cepat busuk, jadi kalau tidak habis dalam waktu singkat, terpaksa harus dibuang,” ungkapnya.

Masih dikatakan Basar, banyak pedagang mengalami masalah yang sama, mengeluhkan kesulitan menjual tomat meski harganya sudah sangat rendah.

“Tomat itu cepat rusak. Kalau tidak laku dalam satu atau dua hari, pasti ada yang harus dibuang,” lanjutnya.

Tomat yang membusuk menumpuk dan akhirnya dibuang oleh petugas kebersihan, menyebabkan kerugian besar bagi para pedagang.

Selain tomat, harga cabai di pasar juga turun.

Cabai yang sebelumnya dijual dengan harga Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram, kini harganya juga ikut turun, cabai lebih cepat terjual dibandingkan tomat. 

Sementara itu pedagang cabai lainnya menyatakan bahwa meski harganya menurun, cabai masih dicari oleh banyak pembeli. 

“Cabai lebih tahan lama, jadi meski harganya turun, masih banyak yang beli untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Di sisi lain, pembeli Vany, seorang ibu rumah tangga yang rutin berbelanja di Pasar MNTC, memilih untuk membeli tomat dalam jumlah kecil meskipun harganya murah. 

“Tomat sekarang murah, tapi saya lebih baik beli sedikit. Pernah beli banyak, belum habis sudah keburu busuk,” katanya.

Para pedagang berharap adanya solusi agar tomat yang melimpah ini tidak terbuang sia-sia.

Beberapa di antaranya mengusulkan agar pemerintah atau pihak terkait turun tangan untuk membantu menyalurkan tomat ke industri pengolahan atau mencari alternatif penjualan guna mengurangi kerugian. 

“Kami berharap ada solusi, jangan sampai tomat hanya dibuang percuma. Petani yang sudah bekerja keras juga pasti merugi,” tutup salah satu pedagang.

Situasi ini tidak hanya berdampak pada pedagang, tetapi juga merugikan petani yang menggantungkan hidup dari hasil panen tomat yang kini tidak seimbang dengan permintaan pasar.

(cw9/nusantaraterkini.co)

Advertising

Iklan