Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Tensi Politik AS Memanas, IHSG dan Rupiah Tertekan, Emas Menguat

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Elvirida Lady Angel Purba
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin. (Foto: istimewa)

Nusantaraterkini.co, MEDAN - Pada perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menunjukkan pergerakan positif di zona hijau selama sesi pertama. Namun, setelah menyentuh level psikologis 7.800, IHSG berbalik arah dan melemah, hingga ditutup turun tipis 0,02% di level 7.787,565.

Pelemahan IHSG ini terjadi bersamaan dengan melemahnya Rupiah terhadap Dolar AS, yang ditutup pada level Rp15.615 per US Dolar.

Menurut Pengamat Ekonomi, Sumut Gunawan Benjamin, salah satu faktor utama di balik pelemahan IHSG dan Rupiah adalah tensi politik di Amerika Serikat menjelang pemilihan presiden. 

"Pelaku pasar saat ini sangat berhati-hati karena ketidakpastian terkait siapa yang akan menjadi calon kuat dalam pemilihan presiden AS. Kondisi ini membuat pasar global, termasuk Indonesia, rentan terhadap gejolak," ujarnya, Rabu (23/10/2024)

Minimnya sentimen positif di pasar, ditambah dengan aksi jual di pasar obligasi AS, turut memperparah situasi. Benjamin menjelaskan bahwa penguatan Dolar AS akibat tekanan jual obligasi mendorong pelemahan mata uang di berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Saat Dolar AS menguat, mata uang negara berkembang seperti Rupiah cenderung tertekan, dan ini memengaruhi kinerja IHSG," tambahnya.

Sementara pasar saham dan mata uang tertekan, emas justru menunjukkan tren yang berlawanan. Harga emas hari ini tercatat menguat, mencapai $2.753 per ons troy, setara dengan sekitar Rp1,39 juta per gram. 

"Kenaikan harga emas ini wajar, karena saat ketidakpastian global meningkat, investor cenderung beralih ke aset safe haven seperti emas," jelas Benjamin.

Ke depan, Benjamin memperkirakan volatilitas pasar masih akan tinggi hingga hasil pemilihan presiden AS semakin jelas. Pelaku pasar di Indonesia harus bersiap menghadapi tekanan yang lebih besar, terutama jika tensi politik di AS terus meningkat.

Pelemahan Rupiah dan IHSG ini menegaskan bagaimana dinamika politik global dapat berdampak langsung pada perekonomian Indonesia, dan kehati-hatian sangat diperlukan dalam mengambil keputusan investasi di tengah kondisi yang tidak menentu ini.

(Cw9/Nusantaraterkini.co)

Advertising

Iklan