Gejala Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunung Marapi Sudah Berlangsung Sejak Januari
Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), meletus, Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB.
Menurut keterangan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang disampaikan BNPB, gejala peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi sudah berlangsung sejak Januari 2023.
"Oleh karenanya status tetap di level II (level Waspada), karena sewaktu-waktu dapat erupsi seperti yang terjadi hari ini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya.
"Di sisi lain, secara instrumental ada peningkatan sedikit dan itupun hanya alat yang di puncak yang merekam, yang mana berarti sumber tekanan relatif dekat puncak/di bawah kawah," sambungnya
Sebelumnya, jelasnya, berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 16 November 2023, maka tingkat aktivitas Gunung Api Marapi masih tetap pada Level Il (Waspada) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Marapi pada Level II (Waspada), maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan pada radius 3 km dari kawah/puncak.
"Masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi diharapkan tenang tidak terpancing isu- isu tentang letusan. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah," sebutnya.
Muhari menyatakan, jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan.
"Kemudian mengamankan sarana air bersih serta membershkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," terangnya.
Sementara itu, Muhari menuturkan, Gunung Marapi menjadi salah satu gunung api yang paling aktif di Pulau Sumatera. Berdasarkan catatan kejadian, gunung ini pernah erupsi pada tanggal 8 September 1830 dengan mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya, disertai dengan suara gemuruh.
Kemudian pada tanggal 30 April 1979 menurut laporan pers pada saat itu disebutkan 60 orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Marapi dan disebutkan juga 19 orang pekerja penyelamat terperangkap oleh tanah longsor.
Berikutnya memasuki akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2014, Gunung Marapi menampakkan peningkatan aktivitasnya melalui letusan yang menyemburkan abu dan awan hitam. Menurut catatan di akhir tahun 2011, semburan abu terbawa angin hingga mencapai Kabupaten Padang Pariaman.
Selanjutnya pada tanggal 26 Februari 2014, Gunung Marapi meletus pukul 16.15 WIB, melepaskan beberapa material hingga ke wilayah Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Adapun tanggal 7 Januari 2023, Gunung Marapi mengalami erupsi pada pukul 06.11 WIB. Saat erupsi, diketahui ada sejumlah pendaki yang masih berkemah. Padahal sebelumnya sudah ada imbauan kepada masyarakat, wisatawan maupun pendaki agar tidak mencapai puncak.
(zie/nusantaraterkini.co)