Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Diserang 3 Kali Dalam Semalam, Begini Kesaksian Warga Desa Selamat

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Junaidin Zai
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Tokoh masyarakat Desa Selamat, Tony Sinuhaji (55), saat menceritakan kesaksiannya, pada Senin (11/11/2024). (Foto: Junaidin Zai/Nusantaraterkini.co).

Nusantaraterkini.co, DELISERDANG - Penyerangan Prajurit Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumangan kepada warga Desa Selamat, Sibiru-biru, Kabupaten Deliserdang, ternyata terjadi sebanyak tiga kali dalam semalam.

Peristiwa yang menyebabkan 8 warga Desa Selamat mengalami luka, hingga menewaskan seorang pria paruh baya bernama Raden Barus (61), meninggalkan luka pada warga.

Seorang tokoh masyarakat, Tony Sinuaji (55), menceritakan kesaksiannya tentang penyerangan prajurit yang terjadi pada Jumat (9/11/2024) kemarin.

Katanya, sekitar pukul 21.30 WIB, puluhan personel TNI datang ke warga desa dan langsung menciptakan kericuhan.

Saat itu, kata Tony, mereka datang tanpa tujuan jelas, sehingga membuat warga bingung dan merasa terancam.

“Mereka tidak menjelaskan apa tujuannya. Mengendarai sepeda motor knalpot tidak sesuai standar, bawa senjata tajam dan balok mereka mulai menyisir jalan-jalan kecil pemukiman,” ucap Tony, saat diwawancarai di Desa Selamat, Senin (11/11/2024).

Akibatnya para warga desa merasa takut, dan berlarian untuk menyelamatkan diri.

“Ada yang memarkirkan kereta, entah nampaknya anak muda disini, entah siapa atau dicurigainya, ngejar, masuk ke gang-gang, tapi ada juga (warga) yang nanya mau ‘kemana pak’ langsung di pukuli,” ucapnya.

Kemudian, warga desa berupaya untuk meredam aksi tersebut. Warga berkumpul dan berusaha memukul mundur para prajurit itu dan berhasil.

Namun, pada saat gesekan, dua orang prajurit TNI diduga terpisah dari kelompok.

“Jadi yang pertama, seperti itulah kejadiannya, karena anak kampung disitu udah ramai, melawan mereka hingga mundur, karena pasukannya masih sekitar 30-an orang,” ungkapnya.

“Ternyata kabarnya, ada 2 orang (TNI) gak balik ke asrama, itu nyasar lari ke arah gereja katolik, sampai ke kuburan China sana. Kami tak tau,” timpalnya.

Aksi prajurit belum berhenti. Kata Tony, mereka kembali datang, menenteng senjata.

Di gelombang kedua ini, prajurit semakin bringas, mendobrak pintu rumah, menyeret, hingga membacok warga sampai menewaskan seorang pria paruh baya, Raden Barus.

“Mereka mencari keberadaan dua rekannya yang tertinggal dari rombongan. Mereka mengira, dua kawannya disekap warga karena tidak ada di Batalyon,” ucap Tony.

Ironisnya, saat kejadian berlangsung, siapapun laki-laki di Desa Selamat akan mereka pukuli. 

"Untuk total keseluruhan berkisar 20 orang yang alami luka-luka,” ucap Tony.

Mereka juga membawa sekitar 8 orang warga secara paksa ke Batalyon. Meskipun tidak lama, hingga akhirnya dipulangkan.

Selanjutnya, brutalitas malam itu kembali terjadi dan yang ketiga kalinya. Suasana Desa Selamat kembali mencekam.

Persis seperti penyerangan pertama, para prajurit TNI tersebut tidak mengenal kompromi. Justru mereka menakuti para warga dan mengancam membakar pemukiman.

“Mereka mengancam akan membakar rumah-rumah warga,” kata Tony.

Tony juga menjelaskan, jika terdapat dua orang personel yang terpisah saat mereka mundur di awal. Diduga, prajurit itu takut melintasi desa.

Belakangan diketahui, bahwa pada Jumat (9/11/2024), sore ada dua anggota TNI sedang mengisi BBM bersamaan dengan sekelompok pemuda mengendarai sepeda motor.

Menurut Tony, para pemuda tersebut hendak reunian ke rumah teman mereka yang berada di Patumbak. Katanya, prajurit menegur para pemuda tersebut karena diduga ugal-ugalan, sehingga keduanya terlibat cekcok.

(Cw7/Nusantaraterkini.co)

Advertising

Iklan