Temukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik, Hendri Satrio (Hensat) menyarankan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk dapat mengevaluasi tokoh atau figur yang menjabat sebagai utusan khusus.
Evaluasi tersebut penting agar jabatan tersebut dipegang oleh sosok yang kompeten dan tidak hanya menjadi sumber kontroversi.
Hal ini disampaikan menyusul insiden kontroversial Utusan Khusus Presiden Raffi Ahmad mengenai polemik iring-iringan mobil dinas RI 36 miliknya yang baru-baru ini viral.
Sebelumnya juga ada kasus Gus Miftah yang dianggap bermasalah ketika mengolok-olok seorang pedagang es teh pada saat melakukan dakwah dan saat itu masih menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden.
Baca Juga: MPR Sambut Positif Langkah Prabowo Bentuk Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi
“Evaluasi itu penting juga agar kita bisa memastikan sosok yang mengisi jabatan utusan presiden tersebut merupakan sosok yang kompeten serta memberi kontribusi yang nyata, tak hanya kontroversi seperti ini,” katanya, Selasa (14/1/2025).
Pendiri Lembaga Survei Kedaikopi ini mengaitkan permasalahan komunikasi yang terjadi pada Raffi Ahmad dengan insiden serupa yang dialami oleh Miftah Maulana atau Gus Miftah.
“Raffi ini seperti Miftah, masalahnya adalah komunikasi. Miftah tidak menyadari pada saat dia bicara yang tidak pantas ke tukang es, dia adalah seorang utusan khusus presiden. Raffi juga pada saat dia mengatakan bahwa di dalam mobil itu nggak ada dia, dia itu utusan khusus presiden,” katanya.
Diketahui, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad tuai sorotan.
Baca Juga: Prabowo Gagas Retreat Kepala Daerah, Komisi II: Momentum Samakan Visi dan Cegah Korupsi
Teranyar soal viralnya petugas patroli dan pengawalan (patwal) yang diduga bersikap arogan saat mendampingi mobil berpelat RI 36.
Raffi Ahmad akhirnya mengakui bahwa dirinya adalah pemilik mobil dinas berpelat RI 36 yang viral tersebut.
(cw1/Nusantaraterkini.co)
